Rabu, 18 Mei 2016

Tertawalah, sayang.

Ini tulisan untukmu sayang. 
Aku menulis ini dengan hati berantakan. 
Dengan air mata berlinang. 
Dan dengan segala pikiran tentang kamu.
Aku menulis ini dengan harapan agar kamu mengerti. 
Bahwa aku tak kuat menjalani semua ini. 
Aku tak lagi bisa menahan semua sakit yang kamu beri. 
Aku tak mampu lagi menahan air mata ini agar tak tumpah. 
Aku benar-benar hancur saat ini.
Kamu adalah orang yang tahu betul siapa aku. 

Tahu betul betapa cetek nya air mataku. 
Tahu betul sebanyak apa persediaan air mataku. 
Dan kamu tahu betul bagaimana aku menumpahkan semua kekesalanku lewat tangis. Kenapa dengan mudah kau pancing semuanya agar tumpah, bodoh.
Aku sakit, benar-benar sakit kini. 

Kamu tak lagi ku kenali. 
Tak lagi seperti seseorang yang kucintai. 
Kau berubah menjadi seseorang yang tak pernah ku temu. 
Kamu bukan kamu ku yang dulu.
Seharusnya kamu paham, kalau sekuat-kuatnya aku. 

Aku juga wanita, bisa sakit hatinya, bisa menangis, apapun sebabnya. 
Aku tak sekuat yang kamu kira sayang. 
Aku sakit benar atas semua perlakuanmu kini. 
Aku tak kuat menjalani semuanya kini.
Mataku sembab, hatiku kacau, pikiranku berantakan. 

Kau bahagia melihat aku seperti sekarang? 
Kau bahagia melihat aku menangisimu seperti sekarang? 
Kau bahagia karna dendam dihatimu sudah terbalaskan seperti sekarang? 
Tertawalah diatas penderitaanku sayang.
Aku tak tahu bagaimana kelanjutan hubungan kita sekarang. 

Yang ku tahu, kau bukan pria yang ku cintai dulu. 
Bukan pria yang pernah mencintaiku lima bulan yang lalu. 
Kamu yang sekarang adalah pria jahat yang sudah tak kukenali. 
Tertawalah sayang. Bukankah perihku adalah bahagiamu kini? 
Bukankah sekarang kau senang melihat aku hancur seperti ini? 
Tertawalah sayang. Kau menang.
Demi apapun, tak ada alasan aku untuk menyakitimu. 

Tak ada alasan untuk meninggalkanmu. 
Aku yang sakit kini. 
Dan aku harus meninggalkanmu,
karna kamu bukan priaku seperti lima bulan yang lalu.
Mari kita bandingkan, sayang.

Kamu ku yang dulu dan kamu ku yang sekarang tak ku kenali. 
Mari tertawa dengan tulisan ini sayang. Mari tertawa diatas tangisan ku sayang.
Dulu, kamu selalu mengucapkan selamat pagi dan malam untukku.
Dulu, semalam apapun jam kerja ku, kau sempatkan untuk menjemputku,

hujan deraspun kau terpa demi menjemput ku.
Dulu, kamu selalu menyempatkan waktu untuk sekedar menemuiku.
Dulu, kamu senang sekali mengajakku ketempat kuliner kesukaanmu.
Dulu, tak pernah keluar kata-kata kasar dari mulutmu.
Dulu, kamu selalu berusaha jadi seperti yang ku mau.
Hahahaa mari tertawa yang keras, sayang. 

Aku tak tahu apa alasanmu berubah kini. 
Entah ada seseorang yang kini mampu membuatmu bahagia daripada aku. 
Entah aku sudah tak pantas jadi kepunyaanmu. 
Tapi tunggu dulu. 
Aku yang sudah tak pantas,
atau kamu yang sudah tak pantas untuk menjadi kepunyaanku? 
Haha sekali lagi mari tertawa yang lantang, sayang.
Kamu lucu, secepat itu perasaanmu pudar padaku, 

sedangkan disini perasaanku makin nyata padamu.
Berbahagialah dengan jalan yang kau pilih, sayang. 

Disini juga aku sedang memperbaiki diri dan menghapus semua sakit dihati. 
Terimakasih sudah singgah di hati yang sebenarnya bukan hanya sekedar tempat persinggahan. 
Terimakasih banyak atas semua senang, 
sakit dan apapun yang pernah kau isi di hari-hariku. 
Aku menyayangimu, loveyou priaku yang kini dalam pelukan seseorang.

With tears,
Perempuan cengengmu dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar